Sistem Informasi Akuntansi
NPM : 38116093
Nama :
IMANIZA FARIZAL
Kelas : 3DB02
Sistem
Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi (SIA)
adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data keuangan
dan akuntansi yang
digunakan oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi
merupakan sistem yang umumnya berbasis komputer dan metode untuk melacak
kegiatan akuntansi dalam hubungannya dengan sumber daya teknologi informasi.
Hasil laporan-laporan
keuangan dapat digunakan secara internal oleh manajemen atau
secara eksternal dengan pihak lain yang berkepentingan seperti investor, kreditur dan
otoritas pajak. Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mendukung semua
fungsi akuntansi dan berbagai kegiatan termasuk auditing, akuntansi keuangan & pelaporannya,
manajerial/ manajemen akuntansi dan pajak. Yang paling banyak
mengadopsi sistem informasi akuntansi adalah audit dan modul pelaporan
keuangan.
Karakteristik SIA yang membedakannya
dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang
pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal
Sistem
Informasi Akuntansi terdiri dari 3 subsistem:
Subsistem SIA
memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara
langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3
subsistem:
·
Sistem pemrosesan transaksi mendukung proses operasi bisnis harian.
·
Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
·
Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari
laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup
menghasilkan laporan
keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak,dll.
Fungsi penting yang dibentuk SIA
pada sebuah organisasi antara lain :
·
Mengumpulkan
dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
·
Memproses
data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
·
Melakukan
kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Alasan
Mempelajari SIA :
1. Karena Informasi sangat
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
2. SIA digunakan untuk
melakukan kontrol terhadap Aset yang dimiliki organisasi tersebut.
3. Menyiapkan data data
keuangan dan non keuangan untuk menjadi informasi yang akurat guna pengambilan
keputusan.
Peran
SIA dalam Rantai Nilai (Value Chain)
1. Inbound logistics
(logistik lingkar dalam) terdiri dari penerimaan, penyimpanan dan distribusi
bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk
dan jasa yang dijualnya.
2. Operasi (operations)
adalah aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau produk yang sudah
jadi. Contoh, aktivitas perakitan di dalam sebuah perusahaan otomotif mengubah
bahan mentah menjadi mobil yang lengkap.
3. Outbound logistics
(logistik lingkar luar) adalah aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang
sudah jadi ke para pelanggan. Contoh, mengirimkan mobil yang sudah jadi melalui
jasa pelayaran ke para dealer mobil.
4. Pemasaran dan penjualan
mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para
pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi. Pemasangan
iklan adalah sebuah contoh kegiatan pemasaran dan penjualan.
5. Pelayanan (service)
memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan. Misalnya
pelayanan perbaikan dan perawatan.
STRATEGI
KORPORAT
Strategi perusahaan atau
organisasi merupakan suatu wilayah kajian yang selalu menarik untuk dicermati.
Begitu banyak pendekatan yang dilakukan, mulai dari sangat kuantitatif sampai
pada belajar dari pengalaman sukses seseorang atau suatu perusahaan (best
practices).
Setidaknya, terdapat dua
aliran besar yang dijadikan landasan pembahasan strategi perusahaan, yaitu
kajian tentang strategi-strategi utama (grand strategies) dan strategi-strategi
generik (generic strategies). Strategi utama merupakan seperangkat alternatif
strategi perusahaan yang secara umum dijadikan ‘patokan’ dalam menentukan
strategi yang akan diambil oleh suatu perusahaan. Sedangkan strategi generik
ada dua, yaitu: Porter’s generic strategies dan Glueck’s generic strategies,
nama penulis yang mengintrodusir masing-masing.
Tulisan ini pada dasarnya
akan memiliki tiga pokok bahasan, yaitu: (1) Strategi Generik Porter, (2)
Strategi Generik Glueck, (3) Strategi Utama, dan (4) Efektivitas Industri vs
Posisi Kompetitif.
1. Strategi Biaya Rendah
(cost leadership)
Strategi Biaya Rendah (cost
leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala
aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun
jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh
pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor
penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai
dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku
low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan
merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat
sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
Terutama dalam pasar
komoditi, strategi ini tidak hanya membuat perusahaan mampu bertahan terhadap
persaingan harga yang terjadi tetapi juga dapat menjadi pemimpin pasar (market
leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar yang tinggi
(di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi
dan kefektifan biaya. Sumber dari keefektifan biaya (cost effectiveness) ini
bervariasi. Termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan skala ekonomi (economies of
scale), investasi dalam teknologi yang terbaik, sharing biaya dan pengetahuan
dalam internal organisasi, dampak kurva pembelajaran dan pengalaman (learning
and experience curve), optimasi kapasitas utilitas, dan akses yang baik
terhadap bahan baku atau saluran distribusi. Pada prinsipnya, alasan utama
pelaksanaan strategi integrasi ke hulu (backward integration), ke hilir
(forward integration), maupun ke samping (horizontal integration) adalah untuk
memperoleh berbagai keuntungan dari strategi biaya rendah ini. Biasanya strategi
ini dijalankan beriringan dengan strategi diferensiasi. (Lihat David, 1998;
Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
Untuk dapat menjalankan
strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di
dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi ini hanya
mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya
perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process
engineering), pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi
dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus
memiliki: kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi pengendalian
yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil).
(Umar, 1999).
2. Strategi Pembedaan Produk
(differentiation)
Strategi Pembedaan Produk
(differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan
tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa)
yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat
sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi
dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu
produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat
oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, features
tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru
lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa
ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga
dalam pengambilan keputusannya (price insensitive).
Perlu diperhatikan bahwa
terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak memberikan jaminan
terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar yang
beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika
kompetitor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan
strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama
(durable) dan sulit ditiru oleh pesaing.
Resiko lainnya dari strategi
ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan produk tersebut
ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi,
maka pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan
sangat mudah merebut pasar. Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan
departemen Penelitian dan Pengembangan sangatlah berperan.
Pada umumnya strategi biaya
rendah dan pembedaan produk diterapkan perusahaan dalam rangka mencapai
keunggulan bersaing (competitive advantage) terhadap para pesaingnya pada semua
pasar. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997;
Porter, 1980 dan 1985).
Secara umum, terdapat dua
bidang syarat yang harus dipenuhi ketika perusahaan memutuskan untuk
memanfaatkan strategi ini, yaitu: bidang sumber daya (resources) dan bidang
organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk menerapkan strategi
ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal: pemasaran produk,
kreativitas dan bakat, perekayasaan produk (product engineering), riset pasar,
reputasi perusahaan, distribusi, dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi
organisasi, perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan: koordinasi antar
fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, dan
mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif. (Umar, 1999)
3. Strategi Fokus (focus)
Strategi fokus digunakan
untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit.
Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya
relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak
dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada perusahaan skala
menengah dan besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua
strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan
karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market”
(segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk
pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Syarat bagi penerapan
strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size), terdapat potensi
pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka
mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan
suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya
perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu
kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu, atau produk
— barang atau jasa — tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen
secara baik, excellent delivery. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton,
1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
SIA
dan STRATEGI KORPORAT
• Strategi dan Posisi
Strategis
Ada 2 strategi dasar bisnis
yang dapat diikuti oleh perusahaan, berdasarkan argumentasi seorang professor
bisnis di Harvard, Michael Porter. yaitu :
1. Strategi diferensiasi
produk memerlukan penambahan beberapa fitur atau pelayanan atas produk Anda
yang tidak diberikan oleh para pesaing. Dengan melakukan hal ini, perusahaan
akan dapat menetapkan harga premium ke para pelanggannya.
2. Strategi biaya rendah
(low-cost) memerlukan perjuangan untuk menjadi penghasil suatu produk atau jasa
yang paling efisien.
Kadang-kadang, sebuah
perusahaan dapat berhasil baik dalam menghasilkan produk yang lebih baik dari
para pesaingnya dengan biaya yang lebih rendah dari biaya rata-rata untuk
industri tersebut. Akan tetapi, biasanya perusahaan harus memilih di antara
kedua strategi tersebut. Apabila mereka berkonsentrasi untuk menjadi penghasil
produk yang biayanya paling rendah, mereka harus melepas beberapa keistimewaan
penambah nilai yang mungkin membedakan produk mereka dengan produk lainnya.
Apabila mereka berfokus pada diferensiasi produk, mereka tampaknya tidak akan
memiliki biaya yang paling rendah dalam industri mereka. Jadi, strategi bisnis
melibatkan pemilihan.
Porter menggambarkan 3
posisi strategi dasar, yaitu :
1. Posisi strategis berdasar
keanekaragaman (variety-based) melibatkan produksi atau penyediaan sebagian
dari produk atau jasa dalam industri tertentu. Contoh: Jiffy Lube International
adalah perusahaan yang mengadopsi posisi strategis berdasar keanekaragaman,
dimana perusahaan tersebut tidak menyediakan jasa perbaikan mobil yang beranekaragam,
tetapi mereka berfokus pada jasa ganti oli dan pelumas.
2. Posisi strategis berdasar
kebutuhan (needs-based) melibatkan usaha untuk melayani hampir seluruh
kebutuhan dari kelompok pelanggan tertentu. Termasuk didalamnya adalah
mengidentifikasi target pasar. Sebagai contoh : sebuah perusahaan yang
memfokuskan pada para pensiunan.
3. Posisi strategis berdasar
akses (access-based) melibatkan sebagian pelanggan yang berbeda dari pelanggan
lainnya dalam hal faktor-faktor seperti lokasi geografis atau ukuran. Hal ini
menimbulkan perbedaan kebutuhan dalam melayani para pelanggan tersebut. Contoh
: Perusahaan Edward Jones mengadopsi posisi strategis berdasar akses, dimana
kantor pialang sahamnya sebagan besar terletak di kota-kota kecil yang tidak
dilayani oleh kantor pialang lainnya yang lebih besar.
Memilih sebuah posisi
strategis adalah hal yang penting karena hal tersebut memungkinkan perusahaan
untuk memfokuskan usaha-usahanya atau akibatnya perusahaan berisiko mencoba
menjadi segalanya untuk semua orang.
• Teknologi Informasi dan
Strategi Bisnis
Perkembangan teknologi
informasi dapat mempengaruhi strategi. Perkembangan internet sangat
mempengaruhi cara berbagai tahapan rantai nilai dilaksanakan. Contoh : untuk
produk-produk yang dapat diubah menjadi data digital, internet memungkinkan
organisasi untuk secara signifikan mempersingkat aktivitas inbound dan outbond
logistics mereka.
Selain secara langsung
mempengaruhi cara-cara organisasi menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai
mereka, internet juga dapat secara signifikan mempengaruhi baik strategi dan
posisi strategis. Contoh: internet secara dramatis dapat mengurangi biaya, dan
karenanya membantu perusahaan mengimplementasikan strategi biaya rendah
(low-cost strategy). Akan tetapi, jika setiap perusahaan dalam industri
tertentu mempergunakan internet untuk mengadopsi strategi biaya rendah, maka
pengaruhnya akan problematis. Bahkan, salah satu hasil yang mungkin terjadi
adalah persaingan harga yang ketat antar-perusahaan. Apabila hal ini terjadi,
hasil dari penghematan biaya yang diberikan oleh internet akan diperoleh para
pelanggan, bukan dikuasai oleh perusahaan dalam bentuk laba tinggi. Lebih jauh
lagi, karena setiap perusahaan dapat mempergunakan internet untuk mempersingkat
aktivitas-aktivitas rantai nilainya, sepertinya tidak mungkin perusahaan dapat
menggunakan internet untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
jika dihadapkan dengan para pesaingnya. Oleh karena itu, begitu sebagian besar
perusahaan dalam suatu industri mulai mengintegrasikan secara penuh internet ke
dalam rantai nilai mereka, pengaruhnya mungkin adalah mendorong perusahaan
untuk bergeser dari mengikuti strategi biaya rendah, ke semacam bentuk strategi
diferensiasi produk.
Internet juga dapat
mempengaruhi keinginan relatif untuk mengikuti ketiga posisi strategis yang
digambarkan sebelumnya. Sebagai contoh, dengan secara drastis mengurangi atau
menghilangkan halangan geografis, internet membuat produk suatu perusahaan
tersedia di hampir semua tempat. Konsekuensinya adalah merupakan hal yang sulit
untuk membuat atau mempertahankan posisi strategis berdasar akses. Ini hanyalah
suatu contoh tentang bagaimana cara internet dapat mempengaruhi strategi dan
pilihan posisi strategis perusahaan.
Peran
SIA
SIA suatu organisasi
memainkan peranan penting dalam membantu organisasi mengadopsi dan mempertahankan
posisi strategis. Mencapai kesesuaian yang baik antar aktivitas membutuhkan
pengumpulan data tiap aktivitas. Hal lain yang juga penting adalah sistem
informasi harus mengumpulkan dan mengintegrasikan baik data keuangan maupun
non-keuangan dari aktivitas-aktivitas organisasi.
Sumber terkait :
Komentar
Posting Komentar