Pendekatan Sistem dalam Memecahkan Masalah dan Membuat Keputusan
Contoh Kasus :
� Gaya intuitif (intuitive style), manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah
https://safrilblog.wordpress.com/2011/10/23/bab-4-pendekatan-sistem-dalam-memecahkan-masalah-dan-membuat-keputusan/
https://yunizainisyah.wordpress.com/tugas/sistem-informasi-manajemen-1/pendekatan-sistem-dalam-memecahkan-masalah-dan-membuat-keputusan/
PT. Telkom
adalah salah satu Perusahaan yang menggunakan Sistem DSS. Di dalam era
persaingan yang ketat, rencana dalam jangka menengah dan panjang tidak lagi
menarik karena tuntutan supply dan demand selalu bergeser dalam periode yang
cepat. Decision Support System (DSS) sebagai metode pengambilan keputusan yang
taktis untuk pengembangan fasilitas telekomunikasi diperlukan karena perubahan
kriteria dan asumsi pendukung yang juga berubah dengan sangat cepat. Di dalam
hal ini PT TELKOM membuat suatu aplikasi yang dapat dipergunakan untuk
mempermudah PT.Telkom dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat yang
diambil berdasarkan data dan fakta yang berada di lapangan.
Aplikasi
yang menggunakan Telkom e-service akan membantu pengambilan keputusan karena
hasilnya yang bersifat matematis. Sebagai kesimpulan, aplikasi ini akan dapat
membantu evaluasi pemilihan pengembangan suatu jaringan akses yang tepat yang
akan dikembangkan PT. Telkom, karena Telkom e-service berfungsi juga agar
hubungan antara PT.Telkom dan customer terjalin. Dengan adanya Telkom e-service
PT.Telkom dapat mengetahui saran-saran yang diberikan oleh customer untuk
mengembangkan bisnisnya, apa saja yang harus dilakukan oleh system management
PT.Telkom itu sendiri. Terutama saran tentang Telkom Speedy apakah itu melalui
saluran wireless (Flexi) ataukah wireline (Direct Line Cable) .
Dengan
adanya DSS akhirnya PT.Telkom dapat cepat menanggapi keluhan-keluhan pelanggan
dan pengambilan perusahaan pun akan lebih efektif dan efisien. Sehingga dengan
menggunakan DSS memberikan keuntungan bagi 2 pihak, baik dari segi PT.Telkom
maupun dari segi customer. DSS memberikan keuntungan dari segi customer, karena
dengan menggunakan DSS konsumen dapat menyampaikan keluhan-keluhan kepada PT.Telkom
secara langsung.
Sedangkan
dari segi PT. Telkom DSS memberikan keuntungan yaitu, membuat konsumen lebih
dengan PT.Telkom (RCM). Dan saran-saran serta keluhan yang diberikan oleh
konsumen dapat langsung ditanggapi secara tepat. Sehingga PT.Telkom dapat
mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ada pada PT.Telkom. Dengan adanya DSS (Decision
Support System) maka manajemen PT. Telkom dapat dilakukan dengan lebih mudah
terkontrol. Hal ini akan lebih baik jika Dengan adanya DSS dirancang sesuai
dengan standar metode Analytic Hierarchy Process (AHP), Permasalahan pada AHP
didekomposisikan ke dalam hirarki kriteria dan alternative.
Penggunanan
DSS dalam dunia pengambilan keputusan sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi
karena pesatnya pekembangan tekologi. E- Commerce, E-Government, E-Education,
E-Library dll yang berbasis elektronika. Sehingga DSS menjadi faktor penting
untuk meningkatkan pelayanan sekaligus penghematan bagi PT. Telkom dan kini
telah menjadi salah satu standar mutu . Otomatisasi/komputerisasi sistem
pelayanan dan Decision Support System merupakan solusi yang tepat untuk
memecahkan masalah ini.
Latar Belakang Suatu pendekatan sistematis untuk pecahan
masalah telah diciptakan yang terdiri dari tiga jenis usaha :
·
Persiapan
·
Definisi
·
Solusi
Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang
perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami lingkungan perusahaan dan
mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefinisikan
masalah, manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian
sistem menurut suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer
mengidentifikasi berbagai solusi altenatif, mengevaluasinya, memilih yang
terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi
itu berjalan sebagai mana mestinya.
Tujuan
Makalah yang disusun bertujuan untuk memenuhi tugas
kelompok mata pelajaran Sistem Infromasi Manajemen 1. Selain itu, makalah ini
juga disusun untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pemahaman
Mahasiswa memahami konsep pendekatan system dalam memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
Rumusan Masalah
1. Apa saja dasar pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan?
2. Apa saja tahapan pemecah masalah dengan menggunakan
pendekatan system?
3. Bagaimana Faktor manusia yang mempengaruhi pemecah
masalah?
A.
Pemahaman Dasar dalam Pemecahan Masalah Dan Pembuatan Keputusan Masalah
masalah yang
kompleks sering terjadi di perusahaan perusaahan. Di sini di tuntut peran
manajer untuk memecahkan masalah tersebut sebagai pembuat keputusan. Dalam
memecahkan suatu masalah manajer mengidentifikasi, mengembangkan,
menyeleksi,menerapkan dan menindak lanjuti untuk memastikan bahwa kapan solusi
itu berjalan sebagai mana mestinya. Manajer juga perlu melakukan pendekatan ke
sebuah Sistem untuk mendapatkan solusi pemecahan masalah yang tidak merugikan
perusahaan. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap
masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.
Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan
tetapi pada konsekuensinya. Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau
tindakan. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang
manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
·
Salah
satu kunci pemecahan masalah adalah identifikasi berbagai alternatif keputusan.
·
Solusi
bagi suatu masalah harus mendayagunakan sistem untuk memenuhi tujuannya,
seperti tercermin pada standar kinerja sistem. Standar ini menggambarkan
keadaan yang diharapkan, apa yang harus dicapai oleh sistem.
Selanjutnya
manajer harus memiliki informasi yang terkini, Informasi itu menggambarkan
keadaan saat ini, apa yang sedang dicapai oleh sistem. Jika keadaan saat ini
dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat masalah dan manajer tidak
mengambil tindakan. Jika kedua keadaan itu berbeda, sejumlah masalah merupakan
penyebabnya dan harus dipecahkan. Perbedaan antara keadaan saat ini dan keadaan
yang diharapkan menggambarkan kriteria solusi (solution criterion), atau apa
yang diperlukan untu mengubah keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharapkan.
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan
umtuk mengevaluasi tiap alternatif.
Evaluasi ini
harus mempertimbangkan berbagai kendala (constraints) yang mungkin, baik intern
maupun extern / lingkungan.
1. Kendala
intern dapat berupa sumber daya yang terbatas, seperti kurangnya bahan baku,
modal kerja, SDM yang kurang memenuhi syarat, dan lain lain.
2. Kendala
lingkungan dapat berupa tekanan dari berbagai elemen lingkungan, seperti
pemerintah atau pesaing untuk bertindak menurut cara tertentu.
B.
Struktur Masalah
Masalah
terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan hubungan-hubungan antar elemen yang
semuanya dipahami oleh pemecah masalah. Masalah tak terstruktur berisikan
elemen-elemen atau hubungan-hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh
pemecah masalah. Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit permasalahan
yang sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur. Sebagaian besar
masalah adalah masalah semiterstruktur, yaitu manajer memiliki pemahaman yang
kurang sempurna mengenai elemen-elemen dan hubungannya. Masalah
semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau
hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah
C.
Pendekatan Sistem
Proses
pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang profesor
filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya tahun 1910,
ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan masalah
suatu kontroversi secara memadai yaitu:
1. Mengenali
kontroversi
2. Menimbang
klaim alternative
3. Membentuk
penilaian
Kerangka
kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dikenal sebagai pendekatan
sistem . Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa
masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternatif dipertimbangkan, dan
solusi yang dipilih bekerja.
D.
Tahap Pemecah Masalah
Dalam
memecahkan masalah kita berpegangan pada tiga jenis usaha yang harus dilakukan
oleh manajer yaitu usaha persiapan, usaha definisi, dan usaha solusi /
pemecahan.
Usaha
persiapan, mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan menyediakan
orientasi sistem.
Usaha
definisi, mencakup mengidentifikasikan masalah untuk dipecahkan dan kemudian
memahaminya. Usaha solusi, mencakup
mengidentifikasikan berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih salah
satu yang tampaknya terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat tindak lanjutnya
untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan.
Sistem
informasi berbasis komputer atau CBIS dapat digunakan sebagai sistem dukungan
(support systems) saat menerapkan pendekatan sistem.
1.
Usaha
persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus
dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersama-sama menghasilkan
kerangka pikir yang diinginkan untuk mengenai masalah. Ketiga masalah itu
terdiri dari:
a. Memandang
perusahaan sebagai suatu sistem
b. Mengenal
sistem lingkungan
c.
Mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan
2.
Usaha
definisi
Usaha definisi
mencakup pertama-tama menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada
(identifikasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk mencari solusi
(pemahaman masalah). Usaha definisi mencakup dua langkah yaitu :
a. Bergerak
dari tingkat sistem ke subsistem
b.
Menganalisis bagian-bagian sistem dalam sustu urutan tertentu
3.
Usaha
pemecahan
Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai
alternatif yang layak (feasible), pemilihan alternatif terbaik, dan
penerapannya.
E.
Faktor Manusia Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Tiap manajer
memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka mempengaruhi bagaimana
mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan
menggunakan informasi.
♦ Merasakan masalah
Manajer dapat
dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem
solving styles) mereka, yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah.
�
Penghindar masalah (problem avoider), manajer ini mengambil sikap positif dan
menganggap bahwa semua baik-baik saja.
�
Pemecah masalah (problem solver), manajer ini tidak mencari masalah juga tidak
menghalanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.
�
Pencari masalah (problem seeker), manajer ini menikmati pemecahan masalah dan
mencarinya.
♦ Mengumpulkan informasi
Para manajer
dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya mengumpulkan informasi
(information-gathering styles) atau sikap terhadap total volume informasi yang
tersedia bagi mereka.
�
Gaya teratur (preceptive style), manajer jenis ini mengikuti management by exception
dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan area minatnya.
�
Gaya menerima (receptive style), manajer jenis ini ingin melihat semuanya,
kemudian menentukan apakah informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain
dalam organisasi.
♦ Menggunakan informasi
Manajer juga
cenderung lebih menyukai salah satu dari dua gaya menggunakan informasi
(information-using styles), yaitu cara-cara menggunakan informasi untuk
memecahkan suatu masalah.
�
Gaya sistematik (systematic style), manajer memberi perhatian khusus untuk
mengikuti suatu metode yang telah ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
� Gaya intuitif (intuitive style), manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah
https://safrilblog.wordpress.com/2011/10/23/bab-4-pendekatan-sistem-dalam-memecahkan-masalah-dan-membuat-keputusan/
https://yunizainisyah.wordpress.com/tugas/sistem-informasi-manajemen-1/pendekatan-sistem-dalam-memecahkan-masalah-dan-membuat-keputusan/
Komentar
Posting Komentar