Pembahasan tentang koordinasi dan cara koordinasi yang baik
Pengertian
Koordinasi, Macam-macam Koordinasi, Prinsip Koordinasi, Jenis Koordinasi dan
Tujuan Koordinasi Serta Cara Koordinasi Yang Baik
Koordinasi berasal
dari kata coordination, co dan ordinareyang
berarti to regulate. Dari pendekatan empirik yang dikaitkan dengan
etimologi, koordinasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai
pihak yang sederajat (equal in rank or order, of the same rank or order, not
subordinate) untuk saling memberi informasi dan mengatur (menyepakati) hal
tertentu[5].
Secara normatif,
koordinasi diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakkan, menyerasikan,
menyelaraskan, dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau
berbeda-beda agar semuanya terarah pada tujuan tertentu. Sedangkan secara
fungsional, koordinasi dilakukan guna untuk mengurangi dampak negatif
spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja5.
Koordinasi dapat didefinisikan
sebagai proses penyepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau
unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa sehingga di sisi yang satu semua
kegiatan atau unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah
ditetapkan dan di sisi lain keberhasilan yang satu tidak merusak keberhasilan
yang lain[6].
Koordinasi dan
hubungan kerja adalah dua pengertian yang saling berhubungan karena koordinasi
hanya dapat tercapai sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang
efektif. Hubungan kerja adalah bentuk administrasi yang membantu tercapainya
koordinasi. Oleh karena itu dikatakan bahwa hasil akhir daripada komunikasi
(hubungan kerja) adalah tercapainya koordinasi dengan cara yang berhasil guna
dan berdaya guna (efektif dan efisien). Koordinasi dimaksudkan sebagai usaha
menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja (unit-unit) organisasi,
sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan
seluruh tugas organisasi untuk mencapai tujuannya.
Berdasarkan pendapat
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kordinasi adalah proses kesepakatan
bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur (yang terlihat dalam
proses) pemerintahan yang berbeda-beda pada dimensi waktu, tempat, komponen,
fungsi dan kepentingan antar pemerintah yang diperintah, sehingga disatu sisi
semua kegiatan dikedua belah pihak terarah pada tujuan pemerintahan yang
ditetapkan bersama dan disisi lain keberhasilan pihak yang satu tidak dirusak
keberhasilan pihak yang lain.
Macam-Macam
Koordinasi
Koordinasi
dapat dibedakan menjadi :
1. Koordinasi
hierarkis (vertikal), yang dilakukan oleh pejabat pimpinan dalam suatu instasi
terhadap pejabat atau instansi dibawahnya.
2. Koordinasi
fungsional, yang dilakukan oleh pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat
atau instansi lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas-asas
fungsional. Koordinasi ini dapat dibedakan atas koordinasi fungsional
horizontal, diagonal, dan teritorial.
a. Koordinasi
fungsional horizontal dilakukan oleh seorang atau suatu instansi lain yang
setingkat. Koordinasi fungsional horizontal dilakukan oleh pejabat atau
instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya
tetapi bukan bawahannya.
b. Koordinasi
fungsional teritorial dilakukan oleh seorang pejabat atau instansi terhadap
pejabat atau instansi lainnya yang berada didalam suatu wilayah tertentu dimana
semua urusan yang ada dalam wilayah tersebut menjadi tanggung jawabnya.
Prinsip-Prinsip
Koordinasi
Prinsip
koordinasi disingkat menjadi KOORDINASI.
1. Kesamaan
Sama dalam
visi, misi, dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan bersama (sense of
purpose).
2. Orientasikan
Titik
pusatnya pada sekolah (sebagai kordinator) yang simpul-simpulnya stakeholder
sekolah.
3. Organisasikan
Atur
orang-orang yang berkoordinasi untuk membina sekolah, yaitu harus berada dalam
satu payung (terorganisasi) sehingga sikap egosektoral dapat dihindari.
4. Rumuskan
Menyatakan
secara jelas wewenang, tanggung jawab, dan tugas masing-masing agar tidak
tumpang-tindih.
5. Diskusikan
Mencari cara
yang efektif, efesien, dan komunikatif dalam berkoordinasi.
6. Informasikan
Semua hasil
diskusi dan keputusan mengalir cepat kesemua pihak yang ada dalam sistem
jaringan koordinasi (coordination network system).
7. Negosiasikan
Dalam
perundingan mencari kesepakatan harus saling menghormati (team spirit) dan
usahakan menang-menang, jangan sampai pihak sekolah sebagai koordinator justru
dirugikan.
8. Atur
jadwal
Rencana
koordinasi harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak.
9. Solusikan
Satu masalah
dalam simpul jaringan harus dirasakan dan dipecahkan semua stakeholders dengan
sebaik-baiknya.
10. Insafkan
Setiap
stakeholders harus memiliki laporan tertulis yang lengkap dan siap
menginformasikannya sesuai kebutuhan koordinasi
Jenis-Jenis
Koordinasi
1. Koordinasi
Vertikal
Koordinasi vertikal
ialah koordinasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada atasannya dan kepada
bawahannya. Misalnya, koordinasi Kepala Sekolah dengan Kepala Dinas Pendidikan
dan atau bawahannya.
2. Koordinasi
Fungsional
Koordinasi
Fungsional ialah koordinasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan Kepala
Sekolah lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas
fungsionalisasi.
Koordinasi
Fungsional dibedakan atas :
a. Koordinasi
fungsional horizontal, koordinasi ini dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan
Kepala Sekolah lainnya yang setingkat. Misalnya, Kepala SMPN1 dengan Kepala
SMPN2.
b. Koordinasi
fungsional diagonal, koordinasi ini dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan Kepala
Sekolah lain yang lebih rendah atau lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, Kepala
SMPN1 dengan Kepala SDN57 atau dengan staffnya.
c. Koordinasi
fungsional teritorial, koordinasi ini dilakukan Kepala Sekolah dengan pejabat
atau Kepala Sekolah lain yang berada dalam wilayah tertentu dimana semua urusan
yang ada dalam wilayah tersebut menjadi kewenangan dan tanggung jawab Kepala
Sekolah bersangkutan selaku penguasa atau penanggung jawab tunggal. Misalnya,
Kepala SMP Percobaa dengan Kepaa-Kepala SMP Target di Kabupaten X.
3. Koordinasi
Institusional
Koordinasi
ini dilakukan Kepala Sekolah dengan beberapa instansi yang menangani sat urusan
tertentu yang bersangkutan. Misalnya, untuk urusan kepegawaian, Kepala Sekolah
melakukan koordinasi dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Kepala Badan
Diklat Daerah.
Tujuan
koordinasi sebagai berikut :
1. Tujuan
koordinasi untuk menciptakan dan memelihara efektivitas organisasi setinggi
mungkin melalui sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan keseimbangan antara
berbagai kegiatan dependen suatu organisasi.
2. Tujuan
koordinasi untuk mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-tingginya
di setiap kegiatan interdependen yang berbeda-beda melalui kesepakatan yang
mengikat semua pihak yang bersangkutan.
3. Tujuan
koordinasi untuk menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling
responsif-antisipatif di kalangan unit kerja interdependen dan independen yang
berbeda-beda, agar keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh
keberhasilan unit kerja yang lainnya, melalui jaringan informasi dan komunikasi
efektif.
Sekian
mengenai pengertian koordinasi dan tujuan koordinasi, semoga tulisan saya
mengenai pengertian koordinasi dan tujuan koordinasi dapat bermanfaat.
Gambar Pengertian Koordinasi dan Tujuan Koordinasi
7 Hal yang
Harus Diperhatikan Dalam Membangun Koordinasi yang Baik Dalam Pengembangan
Organisasi
1.
Perencanaan yang matang
Sebelum
melakukan koordinasi perlu untuk membuat sebuah perencaan atas pelaksanaan
koordinasi yang akan dilakukan. Perencanaan ini dapat meliputi waktu, agenda,
dan siapa saja yang akan telribat. Hal ini penting agar koordinasi berjalan
dengan efektif dan efisien, dengan mengetahui agenda sebelumnya, maka setiap
pihak akan mampu untuk mempersiapkan diri sebelumnya. Penetapan waktu juga hal
penting agar kegiatan dapat diarahkan sesuai waktu yang ada.
2.
Pentingnya menyamakan persepsi
Setiap pihak
yang terlibat dalam koordinasi haruslah memiliki kesamaan persepsi mengenai
tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, walaupun memiliki tugas dan tanggung
jawab yang berbeda, setiap pihak menyadari bahwa semua itu adalah dalam rangka
saling melengkapi dan mendukung untuk mencapai tujuan yang sama. Misalnya kamu
yang terlibat dalam suatu social project atau komunitas sosial pasti
sering menemukan volunteer yang tujuannya berbeda-beda ketika bergabung.
Ada yang
benar-benar ingin belajar dan berkomitmen, ada yang muncul sesekali hanya
untuk mendapatkan sertifikat, bahkan ada yang hanya muncul sekali dan setelah
itu hilang bagai ditelan bumi. Hal ini bisa disebabkan persepsi kamu tidak
sampai secara utuh kepada mereka, sehingga motivasi kuat kamu tidak menyentuh
mereka dalam mencapai tujuan organisasi ataupun kegiatan.
3.
Pemahaman materi pembicaraan
Koordinasi
akan berjalan lebih efektif apabila masing-masing anggota tim memahami posisi
dan tanggung jawabnya serta dalam kaitannya dengan pihak lain. Dengan demikian,
ketika berbicara sudah memahami konteksnya. Terlebih lagi bagi para pemimpin,
harus memahami hal yang akan disampaikan dan situasi yang terjadi. Sebagai
contoh, dalam presentasi misalnya, gak ada gunanya kalau kamu menjelaskan
berpuluh-puluh slide yang bikin ngantuk dan hal yang disampaikan
berbelit-belit. Cukup sampaikan hal-hal yang dirasa perlu, simple dan jelas.
Sehingga anggota tim pun paham apa yang harus mereka lakukan kedepannya.
4. Sikap
terbuka dan saling menghargai
Jangan
pernah berpikir karena kamu itu pemimpin, maka kamu bisa memperlakukan semua
anggota tim seenaknya. Dalam suatu koordinasi, ada saatnya satu pihak harus
menerima pegaturan dari pihak lain, namun tetap harus dengan sikap menghargai.
Gak sedikit orang-orang yang keluar dari organisasi dikarenakan para pemimpin
yang gak bisa menghargai anggotanya dengan baik. Nah, di samping itu, ada kala
ketika pemimpin harus memberikan pengaturan yang mungkin tidak sesuai
dengan keinginan anggotanya. Di situlah diperlukan sikap saling terbuka. Sikap
saling terbuka ini diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin
nantinya akan terjadi.
5. Minta
feedback
Feedback diperlukan untuk melihat respon
dari semua pihak yang terlibat. Umpan balik juga untuk memastikan bahwa
koordinasi yang kamu lakukan dapat dipahami dengan benar dan diterima. Hal ini
untuk menjamin pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga
untuk melihat berbagai celah dan kekurangan yang mungkin masih ada, sehingga
kamu masih bisa melakukan persiapan yang lebih matang.
6.
Penegasan dan motivasi
Sangat
penting sekali bagi kamu untuk mempertegas kembali segala yang telah disepakati
ketika dilakukan koordinasi (rapat). Sehingga semua yang menjadi kesepakatan
harus dapat diterima dan selanjutnya dilaksanakan dengan baik. Penegasan juga
perlu dilakukan terhadap monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan,
sehingga setiap orang akan bekerja atau melakukan aktivitasnya dengan lebih
terarah para pencapaian tujuan yang diharapkan. Selain itu, hal yang juga tidak
kalah pentingnya adalah pemimpin juga harus mampu memotivasi agar setiap
pihak yakin dan terdorong untuk melaksanakannya. Hal ini juga meningkatkan rasa
memiliki oleh setiap anggota, yang nantinya sangat berpengaruh terhadap kinerja
setiap anggota tim dalam mencapai hasil yang maksimal.
7.
Komunikasi informal juga perlu dibangun
Untuk
meningkatkan efektivitas hasil koordinasi yang dilakukan, selain dilakukan
monitoring, kamu sebagai pemimpin juga perluu melakukan komunikasi atau
pendekatan yang bersifat informal (tidak dalam konteks rapat). Hal ini sangat
berguna untuk meningkatkan bonding kamu dengan tim. Membangun komunikasi
informal akan membuat kamu dapat meningkatkan kepercayaan dan respect
dari anggota tim sehingga mereka nyaman untuk bekerja sebagai tim dengan kamu.
Komunikasi informal ini mungkin bisa kamu bangun dengan melakukan hangout bareng
atau melakukan aktifitas have fun bareng.
Kesimpulan
Pengertian
Koordinasi, bahwa koordinasi merupakan keselarasan antara kegiatan-kegiatan
untuk mencapai tujuan didalam sebuah organisasi sehingga menciptakan kegiatan
yang efiesien, bersinergi, dan memiliki peluang untuk berhasil.
Menurut
penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa, koordinasi mempunyai
peran penting dalam mencapai tujuan suatu organisasi dan didalamnya
terdapat prinsip-prinsip dalam melakukan koordinasi. Jika koordinasi antar
kelompok atau individu baik maka yang akan didapat akan baik pula. Jika kurang
koordinasinya maka hasilnya kurang memuaskan.
Saran
Koordinasi
merupakan sebuah aspek penting karena didalamnya terdapat sebuah komunikasi
untuk memberikan wewenang dari atasan kepada bawahan agar kegiatan-kegiatan
didalam organisasi tersebut berjalan dengan baik. Maka dari itu, diharapkan
bagi semua lini, baik lini atas maupun bawah. Lakukanlah koordinasi atau
pemberian wewenang terhadap masing-masing lini dengan baik. Bagi siapapun yang
memiliki jabatan yang strategis diharapkan dapat hadir diberbagai kegiatan yang
penting didalam sebuah organisasi. Karena, rapat merupakan sebuah kegiatan
untuk mendukung keberlangsungan kegiatan-kegiatan, agar terstruktur guna
mencapai hasil yang baik untuk merealisasikan tujuan dari organisasi tersebut.
Sumber :
- http://www.pengertianpakar.com/2015/07/pengertian-koordinasi-dan-tujuan-koordinasi.html
-http://manajemenpendidikanunj.blogspot.co.id/2014/10/makalah-koordinasi.html
-http://www.hipwee.com/list/7-hal-yang-harus-diperhatikan-dalam-membangun-koordinasi-yang-baik-dalam-pengembangan-organisasi/
Sumber :
- http://www.pengertianpakar.com/2015/07/pengertian-koordinasi-dan-tujuan-koordinasi.html
-http://manajemenpendidikanunj.blogspot.co.id/2014/10/makalah-koordinasi.html
-http://www.hipwee.com/list/7-hal-yang-harus-diperhatikan-dalam-membangun-koordinasi-yang-baik-dalam-pengembangan-organisasi/
Komentar
Posting Komentar